Kemasan Pangan

Dalam pengertian komersial dari kemasan, kemasan terbagi atas kemasan untuk makanan (food grade) dan kemasan bukan untuk pangan (non food grade).

Ada 6 fungsi utama kemasan yang seharusnya dipenuhi oleh suatu bahan pengemas, yaitu :

  • Menjaga produk pangan tetap bersih dan terlindung dari kotoran dan kontaminasi.
  • Melindungi makanan dari kerusakan fisik, perubahan kadar air, dan penyinaran
  • Mempunyai kemudahan dalam tahap – tahap pemakaian, penanganan, pengangkutan, dan distribusi
  • Mempunyai fungsi yang baik efisien dan ekonomis, aman untuk lingkungan
  • Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai standar, mudah dibuang, dicetak atau dibentuk
  • Menampilkan informasi produk

Manfaat menyimpan pangan :

  • Mempertahankan atau mengurangi susut (kehilangan) kuantitatif atau susut bobot volume
  • Mempertahankan mutu pangan, agar nilai gizi terjaga dan aman dikonsumsi
  • Mempertahankan nilai ekonomi produk pangan

Klasifikasi Kemasan

Kemasan digolongkan berdasarkan beberapa hal, antara lain : 1) frekuensi pemakaian 2) struktur sistem kemasan 3) sifat kekakuan bahan kemas 4) sifat perlindungan terhadap lingkungan 5) tingkat kesiapan pakai dan 6) sifat edible.

1) frekuensi pemakaian

a. Disposable, kemasan sekali pakai

b. Multi trip, kemasan yang dapat dipakai berulang kali

c. Semi disposable, kemasan yang tidak dibuang atau tidak dikembalikan konsumen. Umumnya digunakan konsumen untuk keperluan lain.

2) struktur sistem kemasan

a. kemasan primer

b. kemasan sekunder

c. kemasan tersier

3) sifat kekakuan bahan kemas

a. Kemasan flesksibel

b. Kemasan Kaku

c. Kemasan semi kaku

4) sifat perlindungan terhadap lingkungan

a. Kemasan Hermetis (tahan uap dan gas), yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara, uap air.

b. Kemasan tahan cahaya

c. Kemasan tahan suhu tinggi

5) tingkat kesiapan pakai

a. wadah siap pakai

b. wadah siap rakit atau disebut juga wadah lipatan

6) sifat edible

a. non-edible, bahan pengemas tidak boleh dimakan karena bisa membahayakan kesehatan

b. edible, lapisan tipis dan kontinu yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan, dibentuk melapisi pangan (coating) atau diletakan di antara  komponen makanan(film).

learn more,

N

Kromatografi

Kromatografi adalah metode pemisahan kimia yang didasarkan pada adanya perbedaan partisi zat pada fasa diam dan fasa gerak. Tujuan kromatografi dapat bersifat preparatif yaitu pemisahan (untuk pemurnian) atau analitik (perbandingan).

  • Eluen, pelarut yang digunakan untuk memisahkan analit
  • Fasa Diam, Fasa yang tetap pada tempatnya
  • Fasa Gerak, Fasa zat yang bergerak pada arah tertentu
  • Waktu Retensi, waktu yang diperlukan analit untuk melewati sistem
  • Volume Retensi, volume fasa gerak yang dibutuhkan untuk mengelusi komponen analit.

Fasa Diam, adanya interaksi dengan fasa diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya komponen senyawa analit. Fasa Diam dapat berupa bahan padat atau porous(berpori), atau cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung. Fasa Gerak, pembawa analit dapat bersifat inert maupun berinteraksi dengan analit tsb.. Kecepatan (laju) migrasi solut dipengaruhi oleh perbandingan distribusinya (KD atau D) yang ditentukan oleh afinitas relatif solut pada FD dibanding FG :

KD = Cons. analit pada fasa diam/ Cons. analit pada fasa gerak
KD semakin besar maka waktu retensi semakin besar (lama). Waktu retensi lama artinya migrasi akan semakin lambat.

Mekanisme Pemisahan Analit:
1) Adsorbsi, fasa diam: padat; fasa gerak: Cair (gas), dasar pemisahan: stereokimia

2) Partisi, fasa diam: cair; fasa gerak: Cair/gas, dasar pemisahan: Partisi-konsep like dissolves like.

3) Penukar Ion (ion exchange) mekanisme pemisahan karena adanya interaksi ionik antara fasa diam dan solut.

1. Penukar Anion

2. Penukar Kation

Karena Bu Risma

Islam is Fun

Bismillahirrahmanirrahim..

Oke, sebetulnya kontributor sontoloyo ini belum ijin sama empunya blog buat ngisi. Cuman desakan lingkungan *caelah* udah sangat kuat. (1) teman sebaya yang ngojok-ngojokin buat nulis di laman ini lagi; (2) kasus di lapangan *emang mau nulis apaan sampe bawa kasus segala* yang udah menggila, ntar diceritain; (3) abis nonton Mata Najwa edisi Bu Risma sampe meleleh air mata, jadi pengen berjuang bareng semampu yang saya bisa; (4) kemaren kakak kelas ngeshare video dan kayaknya saya nemu benang baru (dari kasus yang ntar saya ceritain) dan penting buat saya tulis ulang supaya bisa saya runut benangnya biar ga kusut dikepala (kepentingan pribadi).

videonya ada disini :

Cukup sekian aja yang bikin saya bulet untuk nulis lagi disini. Dan sebenernya saya rada2 ragu tadi, mau nulis disini atau di blog pribadi, tapi karena nilai yang saya bawa bakal kental banget dengan prinsip hidup, saya pilih disini karena saya memposisikan diri…

View original post 4,588 more words

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

KCKT

HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau biasa juga disebut dengan Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.

HPLC adalah instrumen yang menggunakan prinsip kromatografi (pemisahan) dengan menggunakan fase diam menuju detektor dengan bantuan pompa. Di dalam kolom terjadi pemisahan, senyawa senyawa dalam kolom akan keluar berdasarkan kepolaran yang berbeda. Senyawa senyawa yang kurang interaksinya dengan fasa diam akan keluar lebih dahulu dan sebaliknya.

Diagram skematik sistem kromatografi cair seperti ini :

hplc

Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih polar daripada fase gerak), kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut.


Fase gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari partikel-partikel kecil ini. Selain itu, adanya gas dalam fase gerak juga harus dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama di pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis.


Elusi dapat dilakukan dengan cara isokratik (komposisi fase gerak tetap selama elusi) atau dengan cara bergradien (komposisi fase gerak berubah-ubah selama elusi) yang analog dengan pemrograman suhu pada kromatografi gas. Elusi bergradien digunakan untuk meningkatkan resolusi campuran yang kompleks terutama jika sampel mempunyai kisaran polaritas yang luas.


Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran larutan bufer dengan metanol atau campuran air dengan asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fase gerak yang paling sering digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut yang terklorisasi atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol. Pemisahan dengan fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase terbalik.

 

Kolom, ada 2 jenis kolom pada HPLC yaitu kolom konvensional dan kolom mikrobor. Kolom merupakan bagian HPLC yang mana terdapat fase diam untuk berlangsungnya proses pemisahan solut/analit.

 

Kebanyakan fase diam pada HPLC berupa silika yang dimodifikasi secara kimiawi, silika yang tidak dimodifikasi, atau polimer-polimer stiren dan divinil benzen. Permukaan silika adalah polar dan sedikit asam karena adanya residu gugus silanol (Si-OH).
Silika dapat dimodifikasi secara kimiawi dengan menggunakan reagen-reagen seperti klorosilan. Reagen-reagen ini akan bereaksi dengan gugus silanol dan menggantinya dengan gugus-gugus fungsional yang lain.


Oktadesil silika (ODS atau C18) merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawa- senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang, maupun tinggi. Oktil atau rantai yang lebih pendek lagi lebih sesuai untuk solut yang polar. Silika – silika aminopropil dan sianopropil (nitril) lebih cocok sbg pengganti silika yang tidak dimodifikasi. Silika yang tidak dimodifikasi akan memberikan waktu retensi yang bervariasi disebabkan karena adanya kandungan air yang digunakan.

Detektor

  • Universal
  • Spesifik

just for review, let’s learn more

Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah salah satu metode analisa yang didasarkan pada besarnya absorpsi suatu zat terhadap gelombang elektromagnetik. Singkatnya, Spektroskopi/ Spektrofotometri adalah metode kimia analisis untuk menentukan komposisi secara kuantitatif maupun kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dan cahaya.

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca/kuarsa (kuvet). Sebagian cahaya tsb akan diserap, dan sisanya akan dilewatkan. Prinsip kerja spektrofotometer ini merupakan gabungan prinsip dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer sebagai penghasil sumber cahaya, dan fotometer sebagai pengukur intensitas cahaya yang diserap. Pada spektrometer terdapat alat pengurai seperti prisma yang dapat menyeleksi panjang gelombang dari sinar putih, dan pada fotometer terdapat filter. Spektrofotometer dilengkapi dengan sumber cahaya (gel. elektromagnetik) baik UV maupun Visible. Spektrofotometer mampu membaca dan mengukur kepekatan warna dari sampel tertentu dengan panjang gelombang tertentu.

Spektrofotometer :

1. Single Beam, cahaya hanya melewati  1 arah shg nilai yang diperoleh hanya nilai Absorabansi dari larutan yang dimasukkan.
2. Double Beam, nilai blanko dapat langsung diukur bersamaan dgn larutan yang diinginkan dalam 1 kali proses yang sama.

Sumber cahaya (polikromatis) → Monokromator → Sampel → Detektor → Read Out

Sumber radiasi :

UV: Deuterium/ Heavy Hydrogen (isotop)
Visible : Tungsten / wolfram
UV–Vis : Photodiode lengkap dengan monokromator
IR : lampu dengan panjang gelombang

Monokromator :     Penyeleksi panjang gelombang. Untuk mengubah cahaya yang berasal dari sumber polikromatis menjadi cahaya monokromatis.

Jenis-jenis Spektrofotometri
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasarkan sumber cahaya yang digunakan.  Diantaranya adalah sebagai berikut :

1)      Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya tampak (Visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia, maka sinar tersebut termasuk kedalam sinar tampak (Visible).
2)      Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
Berbeda dengan spektrofotometri Visible, pada spektrofometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata manusia maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.
3)      Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sampel berwarna juga untuk sampel tak berwarna.  Spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat.  Ini berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet (UV) dan dekat dengan inframerah (NIR)) kisaran.  Penyerapan dalam rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari spektrum elektromagnetik, molekul mengalami transisi elektronik.  Teknik ini melengkapi fluoresensi spektroskopi, di fluoresensi berkaitan dengan transisi dari ground state ke excited state.

Penyerapan sinar UV dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :

  1. Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan elektron anti ikatan.
  2. Penyerapan oleh transisi elektron d dan f dari molekul kompleks.
  3. Penyerapan oleh  perpindahan muatan.

Interaksi antara energi cahaya dan molekul dapat digambarkan sbb :

E = hv

Dimana :

E = energy (joule/second)

h = tetapan planck

v = frekuensi foton

4)      Spektrofotometri IR (Infra Red)
Spektrofotometri ini berdasar kepada penyerapan panjang gelombang Inframerah. Cahaya Inframerah, terbagi menjadi inframerah dekat, pertengahan dan jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah adalah inframerah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 mikrometer. Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram, hubungan intensitas IR terhadap panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sampel akan dibandingkan dengan signal standard. Kegunaannya u/ identifikasi senyawa organik krn spektrumnya sangat kompleks ( banyak puncak)  dan sangat karakteristik.